Budaya Potong Jari di Papua
Menangis, mungkin itu yang lakukan saat kita didera
kesedihan. Namun, berbeda dengan masyarakat Papua pedalaman, mereka
memotong jari mereka sendiri untuk menunjukkan rasa kesedihan mereka.
Terdengar sadis memang, namun itulah salah satu bentuk kekayaan budaya
kita.
Bagi
mereka, tradisi ini disimbolkan sebagai bentuk kesedihan yang mendalam
akan kehilangan anggota keluarga yang meninggal. Semakin banyak kita
melihat warga Papua pedalaman memotong jarinya maka dapat diartikan
telah banyak pula anggota keluarga yang mereka cintai telah meninggal
dunia.
Bahkan,
masyarakat terdahulu Lembah Baliem, sebuah lembah pegunungan yang cukup
terkenal, pernah ada tersingkap kasus dimana seorang ibu yang memotong
jari anaknya yang baru lahir dengan cara menggigitnya karena ingin menghilangkan
“kesialan” yang selama ini menderanya. Ia percaya dengan ia memotong
jari anaknya maka kesialan yang selama ini ia alami dapat hilang.
Kenyataannya, si anak hidup bahagia dan memberikan kebahagiaan bagi keluarga besarnya.
Masyarakat
yang dijuluki sebagai mutiara hitam ini melakukan tradisi pemotongan
jari dengan cara memotong dengan benda tajam ataupun mengikat jari
mereka sampai waktu yang lama sehingga jaringan sel di jari mati dan
membusuk dengan sendirinya. Barulah mereka memotongnya.
"Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai
inti, kepercayaan, standar, pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang
disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat yang menentukan
bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta
orang lain," kata pakar budaya asal Inggris, Mitchel beberapa waktu
lalu.
Penjelasan
salah seorang pakar budaya inilah yang mempertegas bahwasanya
masyarakat Papua sangat menghargai budayanya. Namun budaya ini sekarang
sudah ditinggalkan dikarenakan pengaruh agama yang masuk ke tanah Papua.
Mungkin bukti-bukti tersebut saat ini masih bisa didapatkan dari mereka
yang pernah melakukan tradisi ini di tempo dulu.source: http://www.indonesiasik.com/2012/06/budaya-potong-jari-di-papua.html#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar